Eghi darmawan
22312386
Kawasan Kota Tua di
Braga, Bandung
A. Pendahuluan
(Kawasan Kota Tua Bandung Jaman Dulu)
(Jalan Braga Jaman Dulu : Google)
C. Gambaran Kawasan
(Kawasan Kota Tua Bandung | Google)
(Kepadatan Kota Tua Bandung | Google)
(Kota Tua Bandung yang Ramai Pengunjung | Foto :
instagram(dot)com/discoverbandung)
(Jalan Braga | Foto : geishatraveling(dot)blogspot(dot)com)
(Tugu Braga di Bandung | Foto : m(dot)galamedianews(dot)com)
(Keadaan Kota Tua saat ramai pada masa kini)
D. Usulan Penanganan
Pelestarian
Kawasan Kota Tua di
Braga, Bandung
A. Pendahuluan
(Kawasan Kota Tua Bandung Jaman Dulu)
Bandung memang tidak memiliki kompleks kota tua
seperti di Jakarta atau Semarang. Namun mengingat usia kota Bandung yang juga
relatif muda dibandingkan dengan Jakarta atau Semarang misalnya, maka tak heran
bila peninggalan-peninggalan tua berupa bangunan di Bandung tak banyak yang
berumur lebih dari satu abad. Dari jumlah yang sedikit ini, sebagian besar
tampaknya kurang terurus, dalam keadaan kosong dan tampak kumuh. Sangat
disayangkan bila penelantaran seperti ini dibiarkan berlangsung terus sehingga
secara perlahan gedung-gedung itu rusak dimakan waktu, dan tentunya memunculkan
alasan-alasan untuk kemudian merubuhkannya sekalian, seperti yang sudah sering
terjadi.
Ada dua versi
mengenai asal usul Jl. Braga atau Braga Weg. Versi pertama adalah Braga weg
diambil dari nama perkumpulan seni sandiwara asal Belanda yang terkenal di
daerah itu yaitu Toneelvereniging Braga yang didirikan pada tanggal 18 Juni
1882. Sedangkan versi kedua adalah nama Braga berasal dari kata Bahasa Sunda
‘ngabaraga’, yang berarti “berjalan menyusuri sungai” karena Jl. Braga memang
berdampingan dengan Sungai Cikapundung. Versi mana yang benar, tidak jelas
sampai sekarang tetapi yang jelas Braga berkembang menjadi pusat bisnis kota
Bandung pada tahun 1920-1940, mulai dari butik, toko buku, restoran, bank, toko
kue hingga pabrik dibangun sepanjang jalan ini. Hingga saat ini beberapa
bangunannya masih menampakan sisa-sisa keemasan Jl. Braga termasuk masih ada
satu dua toko yang menjajakan dagangannya mirip dengan kondisi masa kolonial.
Peta braga
Jalan Braga adalah nama sebuah jalan utama di kota Bandung.
Nama jalan ini cukup dikenal sejak masa pemerintahan Hindia-Belanda.
Sampai saat ini nama jalan tersebut tetap dipertahankan sebagai salah satu
maskot dan obyek wisata kota Bandung yang dahulu dikenal sebagai Parijs van Java.
Tiap orang yang pernah ke
berkunjung ke Bandung pasti mengenal Jalan Braga. Atau
paling tidak , seklai dalam hidupnya pernah mendengar nama jalan yang
mengangkat citra Bandung 'tempo doeloe'. Jalan Braga membujur
dari arah selatan ke utara itu, termasuk salah satu jalan paling tua di Kota
Bandung dengan panjang tak lebih dari 1 kilometer.
Pada masa awal, jalan itu
menghubungkan gudang kopi milik Andries de Wilde, tempat yagn kini digunakan
Kantor Walikota Bandung. Jalan itu hanya bisa dilalui gerobak atau pedati yang
ditarik kerbau sehingga dinamakan "Karrenweg" (Jalan Pedati), dimana
kala musim hujan berlumpur dan musim kemarau berdebu serta malam hari masih
gelap gulita.
Ujung selatan dari Jalan
Pedati (karrenweg) merupakan simpang tiga dengan Jalan Raya Pos (Groote
Postweg) yang dibangun tahun 1810. Karena fungsi dan peran jalan ini semakin
meningkat dan dianggap tidak cocok lagi, kemudian menyandang nama baru :
"Bragaweg". Menurut kuncen Bandung, Haryoto Kunto, diambil dari nama
perkumpulan tonil 'Braga' yang didirikan Asisten Residen Pieter Sijthoff pada
tanggal 18 Juni 1882. Walaupun banyak juga versi asal-muasal nama Braga yang beredar ditengah masyarakat.
Pada masa Burgemeester
B.Coops (1917-1928), muncul gagasan membagun Braga menjadi kawasan belanja bergengsi di
Hindi-Belanda. Gagasan itu direalisir oleh dua tekhnisi Gemeente Bandung, yaitu
Ir. J.P. Thysse dan ir. E.H. de Rooo. Ditetapkan bahwa setiap bangunan toko di
Jalan Braga harus memiliki gaya arsitektur
barat dengan sempadan jalan "NOL".
Suasana pedagang Lukisan di Braga - Bandung
Di sisi
sepanjang jalan Braga tedapat kompleks pertokoan dengan arsitektur lama khas
eropa. Arsitektur ini mempertahankan arsitektur asli sejak jaman Belanda.
Sebagai kawasan kota tua, Jalan Braga menawarkan suasana eksotis yang
mengingatkan kita pada kejayaan Hindia Belanda di tanah Priyangan.
Jalan
Braga menyimpan sejuta kesan yang romantis yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Meski kini jalan Braga tetap ramai, namun sejatinya berbeda jauh dengan keadaan
Braga pada masa lampau. Wilayah sekitar Braga kini lebih dikenal justru karena
kehadiran tempat hiburan malam. Sehingga kawasan ini justru terasa lebih hidup
di kala malam hingga dini hari.
Bangunan dengan Arsitektur bersejarah
Walaupun
demikian, anda masih tetap bisa menikmati eksotisme dan romantisme masa lampau Braga dengan menyusuri jalan ini. Cobalah menghayati setiap
sisi yang akan mengingatkan kita akan kejayaan Braga di masanya.
Tempat Wisata Jalan Braga di kota Bandung berkonsep
One Stop Holiday di pusat Kota Bandung ini merupakan pusat keramaian dan bisnis
utama di kota Bandung.sejak zaman pendudukan Belanda di indonesia atau pada
,zaman kolonials,Jalan Braga Bandung sudah
dijadikan sebagai jalanan protokoler di kota Bandung,sebagai terusan jalan
utama dari arah Gedung Konferensi Asia Afrika.
Jalan Braga Bandung
Jalan
yang cukup populer di Kota Bandung ini rupanya telah populer sejak masa
Belanda. Bahkan dari jalan ini pula julukan Paris Van Java dan
juga Kota kembang melekat untuk kota Bandung. Gedung-gedung tuanya maish
berdiri dengan kokoh di kanan-kiri jalan. Bahkan travelers masih bisa menjumpai
roti khas Belanda di zaman dulu di Toko Roti Sumber Hidangan yang
telah ada sejak tahun 1900-an.
Jalan Braga Bandung – Adalah nama sebuah jalan utama di kota
Bandung, Indonesia. Nama jalan ini cukup dikenal sejak masa pemerintahan
Hindia-Belanda. Sampai saat ini nama jalan tersebut tetap dipertahankan sebagai
salah satu maskot dan salah satu obyek wisata kota Bandung yang dahulu dikenal
sebagai Parijs van Java (Sumber: Wikipedia).
Memasuki
dekade pertama abad ke-20, kawasan Braga perlahan menjadi semacam pusat
perbelanjaan bagi warga Eropa yang tinggal di sekitar Bandung, terutama para Preangerplanters yang biasanya
berdatangan ke Bandung setelah seminggu penuh mengelola perkebunan mereka di
luar kota Bandung. Para pekebun yang datang ini ada yang dari Jatinangor,
Sumedang, Pangalengan, Ciwidey, Rajamandala, dan berbagai kawasan perkebunan
lainnya yang tersebar di Priangan. Mereka sengaja datang untuk berbelanja,
bersantai dan menghibur diri dengan berbagai fasilitas yang tersedia di Bandung
saat itu.
Pertunjukan
musik, rumah-bola, bioskop, dan toko adalah tempat-tempat utama yang mereka kunjungi.
Sambil bersantai mereka juga berbelanja berbagai keperluan sehari-hari mereka
di toko serba ada yang terdapat di ujung selatan Jalan Braga, yaitu Toko de
Vries (sebelah barat Hotel Homann). Untuk menikmati suasana, atau pertunjukan
musik, tersedia sebuah tempat favorit, Societeit Concordia (sekarang kompleks
Gedung Merdeka). Tempat ini dikenal mahal dan bergengsi oleh karenanya tidak
semua warga Eropa juga dapat menikmatinya. Bagi kaum pribumi lebih mengenaskan,
karena untuk sekadar melihat kegiatan di dalamnya pun tidak dapat dilakukan
secara terang-terangan, paling-paling dengan pandangan sambil lalu saja.
Untuk
memenuhi kebutuhan sandang, para preangerplanters mendapatkannya dari
sejumlah toko di ruas Jalan Braga yang saat itu sudah dikenal dengan nama Bragaweg. Berbagai mode
pakaian, perhiasan, dan aksesoris tubuh lainnya tersedia di toko-toko yang
mulai bermunculan di ruas Bragaweg. Toko pertama yang
berdiri adalah toko kelontong milik Hellerman, yang kemudian disusul oleh
berbagai toko dan perusahaan lain dengan andalan jualan yang yang lebih
spesifik seperti de Concurrent untuk perhiasan, Au Bon Marcheuntuk pakaian, dan Maison Bogerijen untuk makanan. De
Concurrent hingga sekarang masih dapat ditemui di Jalan Braga, dan barang yang
ditawarkannya pun relatif masih sama, perhiasan. Sedangkan Maison Bogerijen
sudah berganti rupa namun masih tetap beroperasi sebagai restoran dengan nama
Braga Permai.
(Jalan Braga Jaman Dulu : Google)
Sebagai kawasan wisata kota tua, maka penampilan sebagian besar gedung
perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh agar dapat membawa pengunjung ke
suasana khas yang hanya bisa didapatkan di Jalan Braga. Gedung-gedung yang
kosong dan kumuh diperbaiki dan difungsikan kembali agar dapat benar-benar
hidup di siang hari mengimbangi suasana malam yang saat ini sudah lebih dulu
dinamis oleh keberadaan beberapa pub, café, dan tempat hiburan lainnya. Bila
karena alasan teknis tertentu, gedung tak bisa difungsikan, paling tidak gedung
tersebut bisa berada dalam keadaan terawat dan bersih. Mungkin baik pula bila
di depan gedung-gedung tertentu dibuatkan plakat besi atau marmer dengan
keterangan ringkas tentang sejarahnya, atau paling tidak, tahun pendirian dan
nama arsiteknya.
Namun, apapun yang direncakan untuk revitalisasi Jalan Braga,
pasti memerlukan rancangan yang matang dan kerja sama yang melibatkan banyak
pihak seperti arsitek, sejarawan, pengusaha, tokoh masyarakat, dan yang jangan
dilupakan, para pemilik toko dan bangunan yang ada di Jalan Braga. Karena merekalah
para pegiat sehari-hari yang melangsungkan kehidupan di Jalan Braga dan yang
akan berinteraksi secara langsung dengan masyarakat dan para pengunjung wisata
kota tua.
B. Telaah Pustaka
- Kawasan
- Kawasan (dari bahasa Jawa kuna, kawaśan yang berarti daerah waśa, dari bahasa Sansekerta: "memerintah")
artinya daerah yang memiliki ciri khas tertentu
atau berdasarkan pengelompokan fungsional kegiatan tertentu, seperti
kawasan industri, kawasan perdagangan, dan kawasan rekreasi. Misalnya: "Kebayoran
Baru merupakan 'kawasan' perumahan elite."
http://id.wikipedia.org/wiki/Kawasan diakses tanggal 11 September 2008
- Kawasan
Pengembangan Pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun
atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pariwisata;
Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo
Nomor :2 Tahun 2003 Tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Tahun
2003-2013
- Kawasan
adalah wilayah yang memiliki fungsi utama
lindung atau budi daya.
Kawasan
artinya daerah yang
memiliki ciri khas tertentu atau berdasarkan pengelompokan fungsional kegiatan
tertentu, seperti kawasan industri, kawasan perdagangan,
dan kawasan rekreasi. Undang-undang Republik Indonesia Nomer 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang menyebutkan bahwa: “ Kawasan adalah wilayah yang
memiliki fungsi utama lindung atau budidaya”.
Kawasan
adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.
Adapun
jenis-jenis istilah kawasan dalam Penataan Ruang, adalah sebagai berikut
:
1. Kawasan lindung
2. Kawasan budi daya
3. Kawasan perdesaan
4. Kawasan agropolitan
5. Kawasan perkotaan
6. Kawasan metropolitan
7. Kawasan megapolitan
8. Kawasan strategis
9. Kawasan strategis nasional
10. Kawasan strategis provinsi
11. Kawasan strategis kabupaten/kota
12. Ruang terbuka hijau
1. Kawasan lindung
2. Kawasan budi daya
3. Kawasan perdesaan
4. Kawasan agropolitan
5. Kawasan perkotaan
6. Kawasan metropolitan
7. Kawasan megapolitan
8. Kawasan strategis
9. Kawasan strategis nasional
10. Kawasan strategis provinsi
11. Kawasan strategis kabupaten/kota
12. Ruang terbuka hijau
- Kota-Tua
Pengertian
Kota
Secara umum
kota adalah tempat bermukimnya warga kota, tempat bekerja, tempat kegiatan
dalam bidang ekonomi, pemerintah dan lain-lain. Dengan kata lain, Kota
adalah suatu ciptaan peradaban budaya umat manusia. Kota sebagai hasil dari
peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan pedesaan, karena
masyarakat kota merupakan suatu kelompok teritorial di mana penduduknya
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hidup sepenuhnya, dan juga merupakan suatu
kelompok terorganisasi yang tinggal secara kompak di wilayah tertentu dan
memiliki derajat interkomuniti yang tinggi.
·
Tempat
dimana konsentrasi penduduk lebih padat dari wilayah sekitarnya karena
terjadinya pemusatan kegiatan fungsional yang berkaitan dengan kegiatan
atau aktivitas penduduknya.
·
Permukiman
yang mempunyai berpenduduk relatif besar, luas areal terbatas, pada umumnya
bersifat non-agraris, kepadatan penduduk relatif tinggi (Kamus Tata Ruang)
·
Tempat
sekelompok orang-orang dalam jumlah tertentu dan bertempat tinggal dalam suatu
wilayah geografis tertentu, cenderung berpola hubungan rasional, ekonomis dan
individualistis.
·
Pusat
permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan wilayah administrasi
yang diatur dalam peraturan perundangan, serta permukiman yang telah
memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan (Pemendagri No. 2/1987).
Menurut para Ahli
Pengertian
Kota Menurut Bintarto
Menurut
Bintarto dari segi geografis kota diartikan sebagai suatu sistim jaringan
kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai
dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak materialistis atau dapat pula
diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan
non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak
kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah
dibelakangnya.
Pengertian
Kota Menurut Arnold Tonybee
Sebuah kota
tidak hanya merupakan pemukiman khusus tetapi merupakan suatu kekomplekan yang
khusus dan setiap kota menunjukkan perwujudan pribadinya masing-masing.
Pengertian
Kota Menurut Max Weber
Kota adalah
suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan
ekonominya di pasar lokal.
Pengertian
Kota Menurut Louis Wirth
Kota adalah
pemukiman yang relatif besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang
heterogen kedudukan sosialnya.
Dari beberapa
pengertian kota menurut para ahli tersebut, terdapat adanya kesamaan pernyataan
tentang bagaimana suatu daerah tersebut dikatakan sebuah kota. Kesamaan
tersebut dapat dilihat bahwa dari pembahasan pengertian kota mencakup adanya
suatu bentuk kehidupan manusia yang beragam dan berada pada suatu wilayah
tertentu. Penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan oleh beberapa ahli
tersebut secara garis besarnya semuanya hampir sama, tetapi ada yang lebih
dibahas secara umum atau khusus.
Dapat
disimpulkan menurut pengertian para ahli dan ditambah dengan kenyataan yang
tampak pada saat ini dalam sudut pandang geografi, kota merupakan suatu daerah
yang memiliki wilayah batas administrasi dan bentang lahan luas, penduduk
relatif banyak, adanya heterogenitas penduduk, sektor agraris sedikit atau
bahkan tidak ada, dan adanya suatu sistem pemerintahan.
C. Gambaran Kawasan
(Kawasan Kota Tua Bandung | Google)
Setelah Bandung “dandan” pada
perhelatan Konferensi Asia
Afrika beberapa
waktu yang lalu, ada banyak perubahan yang terjadi di kawasan terselenggaranya
hajat internasional ini. Selain kawasan kota tua Bandung
tersebut kian cantik, berbagai fasilitas publik pun kian menyebar di seluruh
kawasan yang dulunya terbengkalai.
(Kepadatan Kota Tua Bandung | Google)
(Kota Tua Bandung yang Ramai Pengunjung | Foto :
instagram(dot)com/discoverbandung)
Banyak
perubahan-perubahan yang terjadi di kota tua tersebut. Bahkan, hampir setiap
hari jalanan di pusat kota tersebut tidak pernah sepi dikunjungi. Di akhir
pekan pun, kawasan ini menjadi tempat tujuan wisata baru yang menarik
perhatian. Selain murah, tempat ini juga terletak di pusat kota yang tentunya
menjadi pusat hingar bingar kota.
Berikut
ini beberapa perubahan yang terjadi di kota tua Bandung;
(Jalan Braga | Foto : geishatraveling(dot)blogspot(dot)com)
Sejak
dulu, Jalan Braga memang dikenal sebagai kawasan kota tua di Bandung.
Sejarahnya, jalan ini dulu menjadi pusat kota yang terkenal dikalangan para
pendatang dari Eropa dan Belanda. Hingga saat ini, banyak wisatawan yang
berkunjung dan tidak melewatkan untuk sekedar berjalan-jalan di kota tua
Bandung tersebut.
Tidak
ketinggalan, Jalan Braga ini juga ikut didandani dan memiliki wajah baru.
Beberapa kali memang kawasan ini dilakukan renovasi, mulai dari trotoar jalan
yang sempat tersendat pengerjaannya karena tidak sesuai jadwal, parkir
elektronik yang menjadi suatu kemajuan dibidang transportasi, dan juga
pengecetan bangunan-bangunan yang mengalami kerusakan karena kurang perawatan.
Semua renovasi tersebut memang dilakukan untuk mempercantik kawasan di kota tua
tersebut.
(Tugu Braga di Bandung | Foto : m(dot)galamedianews(dot)com)
Hal
tersebut tidak berhenti sampai disitu, tidak puas dengan renovasi yang
dilakukan, pemkot Bandung juga menambahkan Tugu Braga yang terletak di dekat
Gedung BJB Bandung. Tugu ini berisi tatanan huruf yang bertuliskan BRAGA dengan
jenis huruf yang unik.
Banyak
wisatawan yang menyempatkan diri untuk mengunjungi taman baru di Kota Bandung
tersebut. Selain ingin menikmati nuansa baru di kawasan kota tua, taman ini
juga dapat menjadi tujuan wisata menarik dan menjadi spot untuk berfoto yang
tentunya sangat sayang dilewatkan.
(Keadaan Kota Tua saat ramai pada masa kini)
Jalan
yang bersejarah dan jalan yang spesial, terlihat dari jalannya yang menggunakan
batu alam karena diperlakukan spesial. Banyak kehidupan malam di sekitar jalan
ini dan pada waktu tertentu akan ada braga culinary festival.
Terdapat
toko-toko dan resto dengan bangunan kuno, bahkan beberapa masih bertahan dengan
'kejadulannya'. Banyak wisatawan menjadikan jalan Braga sebagai tempat untuk
foto-foto. Jalan yang sangat bersejarah, dengan gedung gedung tua di kanan
kiri jalan.
D. Usulan Penanganan
Pelestarian
·
Konsep
yang lebih unik
Walaupun di Braga sekarang terdapat apartemen dan pusat
pertokoan di bawahnya yang disebut Braga Citywalk (BCW), tapi tampaknya belum
berhasil menghidupkan seluruh kawasan Braga kembali menjadi kawasan populer
Bandung. Oleh karena itu perlu diupayakan revitalisasi kembali dengan konsep
yang lebih unik dan menarik sehingga kawasan ini menjadi hidup dan ramai
kembali seperti pada saat pertama kali dibangun pada saat zaman kolonial.
·
Mengubah
style kawasan
Mengubah style jalan Braga menjadi kawasan klasik khusus
pejalan kaki, mengawali ide dari pemkot, saya sangat setuju, yaitu mengganti
aspal di jalan Braga dengan batu andesit seperti kawasan kota tua di Eropa
tampaknya berangkat dari pandangan bahwa Braga dipandang sebagai representasi
wilayah klasik kota. Kualitas klasik Braga harus diimbangi dengan upaya
mengembalikan unsur nostalgia kawasan itu, misalnya dengan mengembalikan fasade
toko yang telah berubah ke model aslinya seperti gaya Art Deco. Dengan begitu,
nuansa klasik Braga secara visual akan kembali muncul.
- Ada beberapa tempat yg memang kurang terurus
Harus lebih diperhatikan, dandilestarikan
tempat-tempatnya oleh semua warga Bandung dan penikmat Jalan Braga dan
disekitar kawasan kota tua, agar tidak kotor dan tetap lestari.
DAFTAR PUSTAKA