PENGALAMAN ARSITEKTUR TERHADAP LINGKUNGAN

00:45 Unknown 0 Comments


Eghi darmawan
22312386

SIAPA YANG SALAH ??

Pada tahun 1997 saya dan keluarga pindah ke suatu komplek perumahan di tangerang. pertama kali saya pindah dengan keadaan sekitar sangat sejuk karena banyaknya pohon-pohon yg rindang, tetapi keadaan seperti itu tidak bertahan lama. di sekitar tahun 2011 pohon-pohon itu di tebang oleh pihak PLN lalu saya bertanya kepada petugas pln tersebut, "knp pohon itu di tebang ?". dan petugas itu menjawab " pohon ini kami tebang karena mengenai jalur kabel, yg akan menghambat aliran listrik dan dapat membuat lapisan tembaga terkelupas karena gesekan dari ranting pohon". kalo sudah begini siapa yg salah ?? pengembang kaah ? arsiteknya ? atau bahkan pihak PLN ?


ini gambar waktu saya baru pindah:


saya hanya punya keadaan di masjid saya. dan masih terdapat pohon



dan ini keadaan sekarang

pohonya sudah banyak yg hilang, dan hanya tersisa beberapa saja, pohon yg tidak melewati kabel listrik masih aman

0 comments:

Arsitektur hijau

00:10 Unknown 0 Comments

Eghi darmawan
22312386
2 TB 02

GREEN ARCHITECTURE
Di era modern saat ini banyak sekali arsitek yg menggunakan konsep green architecture, karena adanya kesadaran masyarakat yg makin tinggi akan pentingnya melestarikan alam, hal ini juga untuk menghemat sumber daya alam yg tak terbarukan. Seiring persaingan di dunia arsitek berbagai konsep atau gagasan tentang green architecture pun bermunculan. karena Green Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalaharsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. (Arsitektur Hijau, Tri Harso Karyono, 2010)

Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan di mana mereka tinggal. Istilah keberlanjutan menjadi sangat populer ketika mantan Perdana Menteri Norwegia GH Bruntland memformulasikan pengertian Pembangunan Berkelanjutan (sustaineble development) tahun 1987 sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia masa kini tanpa mengorbankan potensi generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Keberlanjutan terkait dengan aspek lingkungan alami dan buatan, penggunaan energi, ekonomi, sosial, budaya, dan kelembagaan. Penerapanarsitektur hijau akan memberi peluang besar terhadap kehidupan manusia secara berkelanjutan. Aplikasui arsitektur hijau akan menciptakan suatu bentuk arsitektur yang berkelanjutan. Berikut ini adalah beberapa contoh gambar-gambar bangunan yang menggunakan konsep Green Architecture.

Green architecture merupajan Sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.
Arsitektur hijau mulai tumbuh sejalan dengan kesadaran dari para arsitek dan seluruh umat manusia akan keterbatasan alam dalam menyuplai material yang mulai menipis.Alasan lain digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan potensi site.
Penggunaan material-material yang bisa didaur-ulang juga mendukung konsep arsitektur hijau, sehingga penggunaan material dapat dihemat.
Green’ dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan performa sangat baik).
Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep Arsitektur hijau apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian energi.Oleh karena itu bangunan berkonsep green architecture mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan sekitar, energy dan aspek – aspek pendukung lainnya.

PRINSIP-PRINSIP GREEN ARCHITECTURE :
1. Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).
2. Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
3. Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang /
Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
4. Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).
5. Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
6. Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan: Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.

0 comments: